Sistem
manajemen biaya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni
sistem manajemen biaya tradisional dan sistem manajemen biaya
kontemporer. Kedua sistem manajemen biaya tersebut, semuanya dapat
ditemukan dalam praktek. Pada masa lalu dan mungkin sekarang juga
masih khususnya di Indonesia, sistem manajemen tradisional banyak
dipraktekkan secara luas di banding sistem manajemen biaya tradisional.
Namun, di negara-negara maju dimana perusahaan memiliki visi jauh ke
depan untuk menghasil produk berkualitas yang sangat beragam, tingkat
persaingan tinggi dan perlindungan maupun kesadaran konsumen juga
tinggi, mendorong perusahaan menggunakan sistem manajemen biaya
kontemporer.. Hal ini karena pada situasi dimana tuntutan keragaman,
kompleksitas produk, persyaratan mutu, tekanan persaingan yang tinggi
dan daur hidup yang pendek, sistem manajemen biaya tradisional tidak
dapat bekerja dengan baik dalam membeikan informasi yang relevan, akurat
dan tepat waktu.
Sistem manajemen biaya terdiri dari dua
subsistem yakni sistem akuntansi biaya dan sistem pengendalian
operasional. Dengan demikian bila membahas sistem manajemen biaya maka
kedua subsitem tersebut dibahas secara terpisah.
Sistem Manajemen Biaya Tradisional
Sistem
manajemen biaya tradisional terdisi dari subsistem akuntansi biaya
tradisional dan subsistem pengendalian operasional tradisional Sistem
akuntansi biaya tradisional mengasumsikan bahwa semua biaya
diklasifikasikan menjadi tetap dan variabel berkaitan dengan perubahan
unit atau volume produk yang dihasilkan. Oleh karena itu pendorong/
penggerak dalam bentuk unit produk atau lainnya seperti jam tenaga
kerja langsung atau jam mesin adalah satu-satunya pendorong/ penggerak
yang penting. Sistem biaya yang menggunakan pendorong/ penggerak
berdasarkan unit atau volume dalam membebankan biaya pada obyek biaya
disebut sistem biaya tradisional. Oleh karena unit produk/ volume
produksi bukan satu-satunya pendorong/ penggerak yang menjelaskan
penyebab maka kegiatan pembebanan biaya produk diklasifikasikan sebagai
alokasi. Dan karena banyak alokasi yang harus dilakukan maka sistem
tradsional ini sering disebut sistem padat alokasi.
Tujuan
perhitungan harga pokok dari sistem akuntansi biaya tradisional adalah
untuk maksud pelaporan eksternal dan tujuan ini dipenuhi dengan
pembebanan biaya produksi pada persediaan dan harga pokok penjualan.
Sistem
pengendalian operasi tradisional membebankan biaya pada unit organisasi
dan membuat manajer unit bertanggung jawab atas pengendalian biaya yang
dibebankan kepadanya. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual
dengan standard atau anggaran hasil dan lebih menekankan pada ukuran
keuangan daripada ukuran non keuangan.. Manajer diberi penghargaan
berdasarkan kemampuannya mengendalikan biaya. Jadi sistm tradisional
menelusuri biaya pada individu yang bertanggung jawab atas timbulnya
biaya. Dan digunakan untuk memotivasi individu untuk mengndalikan biaya.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kinerja organisasi secara
keseluruhan dicapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi
individu dengan mengacu pada pusat pertanggungjawaban.
Sistem Manajemen Biaya Kontemporer
Tujuan
keseluruhan dari sistem manajemen biaya kontemporer adalah untuk
meningkatkan mutu, isi, relevansi dan ketepatan waktu informasi biaya.
Tujuan manajerial akan lebih banyak dapat dipenuhi dengan penggunaan
sistem manajemen biaya kontemporer.
Sistem akuntansi biaya
kontemporer menenkankan pada penelusuran dibanding alokasi. Pernanan
pendoron/ penggerak diperluas dengan mengidentifikasi pendorong/
penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi.
Penggunaan pendorong/ pengerak unit dan non unit meningkatkan keakuratan
pembebanan biaya, mutu dan relevansi informasi secara keseluruhan..
Sistem akuntansi yang menggunakan pendorong/ penggerak unit dan non unit
untuk membebankan biaya ke obyek biaya disebut sistem biaya berdasarkan
kegiatan. Contoh misalnya kegiatan memindahkanbarang bahan baku dan
barang setengah jadi dari suatu lokasi ke lkasi lain dalam satu pabrik
merupakan ukuran yang lebih baik untuk mengukur kegiatan memindahkan
barang daripada menggunakan ukuran unit yang diproduksi.
Perhitungan
harga pokok produk pada sistem manajemen biaya kontemporer cenderung
fleksibel untuk berbagai tujuan manajerial termasuk untuk kepentingan
pelaporan eksternal. Perhitungan harga pokok produk lebih menekankan
pada perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang lebih
baik.
Pengendalian biaya kontemporer sangat berbeda dengan sistem
tradisional.. Pada sistem tradisional tekanannya adalah pada manajemen
biaya, sementara pada sistem kontemporer tekanannya adalah manajemen
kegiatan dan manajemen kegiatan bukan lah biaya. Inti jantung sistem
pengendalian operasional kontemporer adalah manajemen berdasarkan
kegiatan. Manajemen berdasarkan kegiatan memfokuskan pada manajemen
kegiatan dengan tujuan meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan
dan laba yang diterima dengan menyediakan seperangkat nilai tersebut.
Manajemen berdasarkan kegiatan mencakup analisis pendorong, analisis
kegiatan dan evaluasi kinerja. Pendekatan manajemen berdasarkan kegiatan
memfokuskan pada pertangungjawaban kegiatan dibanding biaya, menekankan
maksimisasi kinerja sistem dibandingkan kinerja individu. Kegiatan yang
melintasi fungsi, lini departemen berfokus pada sistem dan membutuhkan
pendekatan global untuk pengendaliannya. Sistem pengendalian kontemporer
berpandangan bahwa memaksimumkan efisiensi subunit individu tidak
selalu berarti mengarah pada efisiensi maksimum sistem secara
keseluruhan. Dengan demikian pada sistem kontemporer baik ukuran kinerja
keuangan dan non keuangan adalah sama pentingnya.
Pilihan Sistem Manajemen Biaya
Untuk
memutuskan apakah menerapkan sistem manajemen biaya kontemporer atau
tradisional, manajer harus menilai trade off anatara pengukuran biaya
dan biaya kesalahan. Biaya pengukuran adalah biaya yang berhubungan
dengan kegiatan pengukuran yang diperlukan oleh sistem manajemen biaya.
Biaya kesalahan adalah biaya yang berhubungan dengan pengambilan
keutusan yang buruk yang didasarkan pada informasi biaya yang tidak
akurat karena sistem informasi biaya yang buruk.
Rabu, 18 September 2013
Manajemen Biaya dan Strategi
Informasi manajemen biaya dikembangkan untuk digunakan dalam
perusahaan guna membantu pihak manajemen , di mana fokus utama informasi
manajemen biaya adalah kegunaan dan ketepatan waktu.
Informasi manajemen biaya bagi direktur keuangan (chief Financial Officer-CFO) dan para manjer lainnya digunakan dalam mengelola perusahaan dan membuat perusahaan lebih kompetitif dan sukses. Terdapat empat fungsi utama manajemen yakni, sebagai berikut :
1. Manajemen Strategik
Merupakan pengembangan dari posisi kompetitif yang berkesinambungan sehingga keunggulan kompetitif dapat menyebabkan kesuksesan yang berkesinambungan. Adapun Strategi adalah seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan.
2. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Meliputi penganggaran dan perencanaan laba, pengelolaan arus kas dan keputusan lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan.
3. Pengendalian manajemen dan operasional
Pengendalian manajemen nerupakan evaluasi terhadap para manajer tingkat menengah oleh manajer di atasnya.
Pengendalian operasional berlangsung ketika manajer tingkat menengah memeonitor aktivitas para manajer operasional dan para karyawan.
4. Penyususunan laporan keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen harus mengikuti persyaratan pelaporan atau ketentuan yang berlaku, seperti PSAK.
Lingkungan Bisnis Kotemporer
Dalam Lingkungan bisnis tahun-tahun terakhir ini sangat berpengaruh penting pada modifikasi dalam praktek–praktek manajemen biaya. Perubahan-perubahan tersebut sebagai berikut :
1. Lingkungan bisnis global
Perkembangan penting yang mendorong perubahan yang meluas dalam lingkungn bisnis kontemporer adalah pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional. Para manajer dan pemilik perusahaan paham akan pentingnya untuk mengejar penjualan dan aktivitas produksi di negara lain, juga untuk mengejar manfaat melakukan investasi. Meningkatnya persaingan di lingkuangan bisnis global mempunyai arti bahwa kebutuhan perusahaan terhadap informasi manajemen biaya semakin meningkat supaya mampu bersaing. Perusahaan membutuhkan informasi keuangan dan non keuangan tentang bagaimana melakukan bisnis dan bagaimana cara bersaing secara efektif.
2. Teknologi Produksi
Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, perusahaan di seluruh dunia menerapkan teknologi produksi yang baru. Sebagai contoh adalah penggunaan metode persediaan tepat waktu (Just in Time) untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaan, dana penggunaan mesin berteknolgi tinggi.
3. Fokus pada pelanggan
Perubahan kunci dalam lingkungan bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek, sehingga perusahaan berusaha untuk menambah model baru dan produk baru secepat mungkin.
4. Penggunaan Teknologi Informasi
Perubahan bisnis yang paling menigkat akhir tahun ini adalah penggunaan teknologi informasi yang semakin menigkat, seperti internet, dan e-commerce. Teknologi ini telah membantu perkembangan focus strategi pada manajemen biaya dengan mengurangi waktu yang dibuthkan untuk memproses transaksi dan memperluas akses manajer individu atas informasidalam perusahaan,industri maupun lingkungan bisnis lainnya.
5. Organisasi manajemen
Organisasi manajemen telah telah berubah dalam merespon perubahan pemasaran dan produksi, karena fokusnya adalah kepuasan pelanggan, maka tekanannya telah berubah dari ukuran kinerja yang bersifat keuangan dan berbasis laba menjadi ukuran kinerja yang berorientasi pada pelanggan, bersifat non keuangan, seperti kualitas dan pelayanan.
6. Pertimbangan-pertimbangan social, politik dan budaya
Di samping perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan bisnis, perubahan signifikan juga terjadi pada perubahan lingungan social, politik dan udaya yang mempengaruhi bisnis. Konsekuensi dari adanya lingkungan yang baru adalah meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Teknik Manajemen Kontemporer
Para manajer menggunakan teknik berikut ini untuk mengimplementasikan strategi perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Teknik- teknik itu adalah :
1. Penentuan Tolok Ukur (Benchmarking)
merupakan proses di mana perusahaan mengidentifikasikan factor keberhasilan (critical Succes factors-CSF), mempelajari tentang prkatek-praktek terbaik yang dilakukan oleh perusahaan lain untuk menemukan CSF ini dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai kinerja yang sama bahkan lebih baik dengan para pesaiangnya.
2. Manajeman Kualitas total (Total Quality Management)
TQM merupakan teknik di mana manajemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan. Pendekatan ini meliputi peningkatan fungsionalitas produk, kehandalan, ketahanan, dankemudahan produk untuk diperbaiki.
3. Perbaikan Berkelanjutan (Continous Improvement)
Continous Improvement (dalam bahasa jepang disebut kaizen) merupakan teknik manajemen di mana para manajer dan pekerja mempunyai komitmen terhadap program perbaikan terus menerus dalam hal kualitas dan faktor keberhasilan.
4. Activity-Based Costing dan Activity-Based Management
Banyak perusahaan dapat memperbaiki perencanaan, penentuan harga pokok produk, pengendalian operasional dan pengendalian manajemen dengan menggunakan analisis aktivitas untuk mengembangkan gambaran rinci tentang aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. Activity-based costing digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. Activity based management menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen.
5. Perekayasaan Ulang (Reengineering)
Reengineering merupakan proses untuk menciptakan keunggulan kompettitif di mana perusahaan mengorganisasikan kembali fungsi organisasi dan manajemennya, seringkali juga menghasilkan pesanan/pekerjaan yang sudah dimodifikasi, digabungkan atau dihilangkan.
6. Teori Kendala
The Theory of Constraint (teori kendala) merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan untuk mengubah bahan menjadi produk secara efektif meningkatkan facto keberhasilan.konsep utama dalam TOC adalah throughput, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas melalui penjualan atau sama dengan penjualan dikurangi bahan yang dibutuhkan dalam produk yang terjual. Throughput dapat diperbaiki secara langsung dengan meningkatkan kecepatan produk diproses sampai dengan dijual.
7. Kostumisasi massal
Kostumisasi massal merupakan teknik manajemen di mana pemasaran dan proses produksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari pengiriman produk pesanan dan jasa kepada pelanggan.
8. Perhitungan Biaya Berdasarkan Target (Target Costing)
Target Costing merupakan teknik manajemen yang menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Jadi biaya ditentukan oleh harga.
9. Life Cycle Costing Life Cycle Costing
Merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasikan dan memonitor biaya produk selama siklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi tahap-tahap : Riset dan pengembangan, Perancangan produk termasuk membuat prototype dan pengujian, Produksi/pembuatan, inspeksi, pengepakan dan penggudangan, Pemasaran, promosi dan distribusi,serta Penjualan dan pelayanan.
10. Sistem Just In time
Merupakan system manajemen Produksi dan Persaediaan yang komperhensif di mana pembelian atau pemrosesan bahan baku dan bagian-bagian lainnya hanya dilakukan ketika dibutuhkan dan tepat pada saat akan digunakan pada setiap tahap proses produksi.
11. The Balanced Scorecard
Untuk menekankan pada pentingnya pengguanaan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan, sekarang seringkali akuntansi melaporkan kinerja perusahaan berdasarkan factor-faktor keberhasilan dalam empat dimensi, yaitu :
a. Kinerja keuangan
Mengukur profiabilitas di antara perusahaan-perusahaan lain, sebagai indicator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham.
b. Kepuasan pelanggan
Kepuasan mengukur kualitas, pelayanan dan rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain sebagai indicator seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.
c. Proses Bisnis Internal
Mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam produksi dalam memoduksi produk dan jasa.
d. Inovasi dan pembelajaran
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Informasi manajemen biaya bagi direktur keuangan (chief Financial Officer-CFO) dan para manjer lainnya digunakan dalam mengelola perusahaan dan membuat perusahaan lebih kompetitif dan sukses. Terdapat empat fungsi utama manajemen yakni, sebagai berikut :
1. Manajemen Strategik
Merupakan pengembangan dari posisi kompetitif yang berkesinambungan sehingga keunggulan kompetitif dapat menyebabkan kesuksesan yang berkesinambungan. Adapun Strategi adalah seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan.
2. Perencanaan dan pengambilan keputusan
Meliputi penganggaran dan perencanaan laba, pengelolaan arus kas dan keputusan lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan.
3. Pengendalian manajemen dan operasional
Pengendalian manajemen nerupakan evaluasi terhadap para manajer tingkat menengah oleh manajer di atasnya.
Pengendalian operasional berlangsung ketika manajer tingkat menengah memeonitor aktivitas para manajer operasional dan para karyawan.
4. Penyususunan laporan keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen harus mengikuti persyaratan pelaporan atau ketentuan yang berlaku, seperti PSAK.
Lingkungan Bisnis Kotemporer
Dalam Lingkungan bisnis tahun-tahun terakhir ini sangat berpengaruh penting pada modifikasi dalam praktek–praktek manajemen biaya. Perubahan-perubahan tersebut sebagai berikut :
1. Lingkungan bisnis global
Perkembangan penting yang mendorong perubahan yang meluas dalam lingkungn bisnis kontemporer adalah pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional. Para manajer dan pemilik perusahaan paham akan pentingnya untuk mengejar penjualan dan aktivitas produksi di negara lain, juga untuk mengejar manfaat melakukan investasi. Meningkatnya persaingan di lingkuangan bisnis global mempunyai arti bahwa kebutuhan perusahaan terhadap informasi manajemen biaya semakin meningkat supaya mampu bersaing. Perusahaan membutuhkan informasi keuangan dan non keuangan tentang bagaimana melakukan bisnis dan bagaimana cara bersaing secara efektif.
2. Teknologi Produksi
Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, perusahaan di seluruh dunia menerapkan teknologi produksi yang baru. Sebagai contoh adalah penggunaan metode persediaan tepat waktu (Just in Time) untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaan, dana penggunaan mesin berteknolgi tinggi.
3. Fokus pada pelanggan
Perubahan kunci dalam lingkungan bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek, sehingga perusahaan berusaha untuk menambah model baru dan produk baru secepat mungkin.
4. Penggunaan Teknologi Informasi
Perubahan bisnis yang paling menigkat akhir tahun ini adalah penggunaan teknologi informasi yang semakin menigkat, seperti internet, dan e-commerce. Teknologi ini telah membantu perkembangan focus strategi pada manajemen biaya dengan mengurangi waktu yang dibuthkan untuk memproses transaksi dan memperluas akses manajer individu atas informasidalam perusahaan,industri maupun lingkungan bisnis lainnya.
5. Organisasi manajemen
Organisasi manajemen telah telah berubah dalam merespon perubahan pemasaran dan produksi, karena fokusnya adalah kepuasan pelanggan, maka tekanannya telah berubah dari ukuran kinerja yang bersifat keuangan dan berbasis laba menjadi ukuran kinerja yang berorientasi pada pelanggan, bersifat non keuangan, seperti kualitas dan pelayanan.
6. Pertimbangan-pertimbangan social, politik dan budaya
Di samping perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan bisnis, perubahan signifikan juga terjadi pada perubahan lingungan social, politik dan udaya yang mempengaruhi bisnis. Konsekuensi dari adanya lingkungan yang baru adalah meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Teknik Manajemen Kontemporer
Para manajer menggunakan teknik berikut ini untuk mengimplementasikan strategi perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Teknik- teknik itu adalah :
1. Penentuan Tolok Ukur (Benchmarking)
merupakan proses di mana perusahaan mengidentifikasikan factor keberhasilan (critical Succes factors-CSF), mempelajari tentang prkatek-praktek terbaik yang dilakukan oleh perusahaan lain untuk menemukan CSF ini dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai kinerja yang sama bahkan lebih baik dengan para pesaiangnya.
2. Manajeman Kualitas total (Total Quality Management)
TQM merupakan teknik di mana manajemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan. Pendekatan ini meliputi peningkatan fungsionalitas produk, kehandalan, ketahanan, dankemudahan produk untuk diperbaiki.
3. Perbaikan Berkelanjutan (Continous Improvement)
Continous Improvement (dalam bahasa jepang disebut kaizen) merupakan teknik manajemen di mana para manajer dan pekerja mempunyai komitmen terhadap program perbaikan terus menerus dalam hal kualitas dan faktor keberhasilan.
4. Activity-Based Costing dan Activity-Based Management
Banyak perusahaan dapat memperbaiki perencanaan, penentuan harga pokok produk, pengendalian operasional dan pengendalian manajemen dengan menggunakan analisis aktivitas untuk mengembangkan gambaran rinci tentang aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. Activity-based costing digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. Activity based management menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen.
5. Perekayasaan Ulang (Reengineering)
Reengineering merupakan proses untuk menciptakan keunggulan kompettitif di mana perusahaan mengorganisasikan kembali fungsi organisasi dan manajemennya, seringkali juga menghasilkan pesanan/pekerjaan yang sudah dimodifikasi, digabungkan atau dihilangkan.
6. Teori Kendala
The Theory of Constraint (teori kendala) merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan untuk mengubah bahan menjadi produk secara efektif meningkatkan facto keberhasilan.konsep utama dalam TOC adalah throughput, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas melalui penjualan atau sama dengan penjualan dikurangi bahan yang dibutuhkan dalam produk yang terjual. Throughput dapat diperbaiki secara langsung dengan meningkatkan kecepatan produk diproses sampai dengan dijual.
7. Kostumisasi massal
Kostumisasi massal merupakan teknik manajemen di mana pemasaran dan proses produksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari pengiriman produk pesanan dan jasa kepada pelanggan.
8. Perhitungan Biaya Berdasarkan Target (Target Costing)
Target Costing merupakan teknik manajemen yang menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Jadi biaya ditentukan oleh harga.
9. Life Cycle Costing Life Cycle Costing
Merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasikan dan memonitor biaya produk selama siklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi tahap-tahap : Riset dan pengembangan, Perancangan produk termasuk membuat prototype dan pengujian, Produksi/pembuatan, inspeksi, pengepakan dan penggudangan, Pemasaran, promosi dan distribusi,serta Penjualan dan pelayanan.
10. Sistem Just In time
Merupakan system manajemen Produksi dan Persaediaan yang komperhensif di mana pembelian atau pemrosesan bahan baku dan bagian-bagian lainnya hanya dilakukan ketika dibutuhkan dan tepat pada saat akan digunakan pada setiap tahap proses produksi.
11. The Balanced Scorecard
Untuk menekankan pada pentingnya pengguanaan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan, sekarang seringkali akuntansi melaporkan kinerja perusahaan berdasarkan factor-faktor keberhasilan dalam empat dimensi, yaitu :
a. Kinerja keuangan
Mengukur profiabilitas di antara perusahaan-perusahaan lain, sebagai indicator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham.
b. Kepuasan pelanggan
Kepuasan mengukur kualitas, pelayanan dan rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain sebagai indicator seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.
c. Proses Bisnis Internal
Mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam produksi dalam memoduksi produk dan jasa.
d. Inovasi dan pembelajaran
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)