1.
Konsep Dasar
a. Sistem
Sistem
adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok
komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang
tidak- yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.
b. Pengendalian
Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Manajemen
Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian manajemen yang lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja bersama.
Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian manajemen yang lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja bersama.
2.
Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Suadi, Sistem pengendalian manajemen adalah sebuah
sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu:
pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk
membantu manajemen
mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan
perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien. Menurut Anthony dan Reece, sistem
pengendalian manajemen adalah sistem pengendalian manajemen memiliki
fungsi pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang
diupayakan agar sesuai dengan strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya.
3.
Tujuan Perancangan Sistem Pengendalian Manejemen
a.
Diperolehnya
keterandalan dan integritas informasi
Di era globalisasi ini, sistem informasi
menjadi begitu penting bagi organisasi dalam rangka mensikapi perubahan yang
serba cepat atas perubahan kondisi dan lingkungan yang ada dan meningkatnya
kecanggihan sarana teknologi informasi. Umumnya, sistem informasi dibagi ke
dalam 2 (dua) aspek, yakni:
1)
informasi akuntansi
finansial yang menghasilkan laporan keuangan organisasi dan berbagai laporan
lainnya seperti penggunaan anggaran atau budget.
2)
Sistem informasi kegiatan
yang menghimpun informasi terkait dengan berbagai aspek kegiatan yang
menghasilkan laporan tingkat keberhasilan kinerja. Tujuan dari pengendalian
manajemen adalah untuk mempertahankan keterandalan dan integritas sistem
informasi yang penting dalam pengambilan keputusan.
b. Kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku dapat dicapai melalui sistem
pengendalian manajemen. Kegagalan ketaatan pada kebijakan dan ketentuan yang
berlaku dapat membahayakan usaha koordinasi yang dirancang dalam suatu sistem
pengendalian.
c. Melindungi aset organisasi
Pada umumnya pengendalian dirancang dan
diimplementasikan untuk melindungi aset organisasi. Contoh pengendalian
tersebut adalah dikuncinya pintu gudang penyimpanan barang, direkrutnya satpam,
digunakannya password komputer, dibangunnya pagar, ditempatkannya aset berharga
pada tempat yang tidak mudah diakses orang yang tidak berhak/berwenang.
d. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan
efisien
Realita bahwa sumber daya bersifat
terbatas mendorong organisasi menerapkan prinsip ekonomis dan efisiensi.
Prinsip yang diterapkan bagi manajemen organisasi adalah memperoleh keluaran
atau hasil yang maksimal dengan pengeluaran tertentu atau mencapai hasil
tertentu dengan biaya yang minimal. Standar operasi seharusnya memberikan
kriteria pengukuran untuk menilai tingkat keekonomisan dan efisiensi. Dalam
dunia bisnis, kriteria penilaian kehematan dan efisiensi tercermin dalam
laporan keuangannya. Namun demikian, bagi organisasi nirlaba, termasuk
organisasi pemerintah, kriteria penilaian dituangkan dalam bentuk indikator
keberhasilan kinerja.
4.
Empat elemen Sistem Pengendalian
Suatu organisasi harus dikendalikan
yaitu harus ada perangkat – perangkap pada tempatnya untuk memastikan bahwa
tujuan strategisnya dapat tercapai. Setiap sistem pengendalian sedikitnya
memiliki empat elemen:
a. Pelacak (detector) atau
sensor-sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam
proses yang sedang dikendalikan.
b. Penaksir (assessor) uatu perangkat
yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan membandingkannya
dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
c. Effector-suatu perangkat (yang sering disebut
"feedback") yang mengubah
perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
d. Jaringan komunikasi-perangkat yang
meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan
effector.
5.
Batas-Batas
Pengendalian Manejemen
a. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan sebuah proses di mana para manajer
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi
organisasi. Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut
:
1) Kegiatan
pengendalian manajemen
Pengendalian
manajemen terdiri atas bermacam kegiatan, di antaranya:
ü Merencanakan apa yang seharusnya
dilakukan oleh organisasi
ü Mengkoordinasikan kegiatan dari
beberapa bagian organisasi
ü Mengkomunikasikan informasi
ü Mengevaluasi informasi
ü Memutuskan tindakan apa yang
seharusnya diambil jika perlu
ü Mempengaruhi orang-orang untuk
mengubah perilaku mereka
2) Keselarasan Tujuan (Goal Congruence)
Meskipun
sistematis, proses pengendalian manajemen tidak bersifat mekanis; lebih dari
itu, proses ini meliputi interaksi antarindividu, di mana tidak dapat
digambarkan dalam cara mekanis. Para manajer memiliki tujuan pribadi
sebagaimana halnya dengan tujuan organisasi. Masalah pengendalian yang terutama
adalah bagaimana mempenga-ruhi mereka dalam bertindak demi pencapaian tujuan pribadi
mereka sedemikian rupa sekaligus dapat membantu pencapaian tujuan organisasi.
Keselarasan tujuan berarti, sejauh hal tersebut dimungkinkan, tujuan seorang
anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri.
Sistem pengendalian manajemen seharusnya dirancang dan dioperasikan dengan
prinsip keselarasan tujuan dalam pikiran setiap pribadi
3) Perangkat Penerapan Strategi
Sistem
pengendalian manajemen mem-bantu para manajer untuk menjalankan organisasi ke
arah tujuan stratejiknya. Sehingga, pengendalian manajemen terutama memfokuskan
pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen merupakan satu-satunya
perangkat manajer yang digunakan dalam mengimplementasikan strategi yang
diinginkan.
4) Tekanan Finansial dan Nonfinansial
Sistem
pengendalian manajemen meliputi ukuran kinerja jinansial dan nonfinansial.
Oimensi finansial memfokuskan pada moneter "yang menekankan" pada-net
income, return on equity, dan lainnya; tetapi sebenarnya seluruh subunit
organisasi memiliki tujuan nonfinansial-mutu produk, pangsa pasar, kepuasan
pelanggan, pengantaran tepat waktu, dan motivasi kerja karyawan.
5) Bantuan dalam Pengembangan Strategi
Baru
Peranan
utama pengendalian manajemen adalah untuk memastikan pelaksanaan strategi yang
telah dipilih. Dalam industri yang tunduk pada perubahan lingkungan yang cepat,
bagaimanapun, manajemen mengendalikan informasi, terutama yang bersifat
nonfinansial, dapat juga menyediakan dasar bagi pertimbangan strategi baru.
Fungsi ini diartikan sebagai pengendalian interaktif. Pengendalian interaktif
mengundang perhatian manajemen untuk pengembangan-keduanya negatif (misalnya
kehilangan pangsa pasar; dan keluhan pelanggan) dan positif (misalnya pembukaan
pasar baru sebagai hasil penghapusan peraturan pemerintah)-yang menunjukkan
perlu adanya inisiatif strategi yang baru. Pengendalian interaktif merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengendalian manajemen.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi
dan strategi untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Tujuan tidak
memiliki jangka waktu, tujuan akan tetap ada hingga tujuan tersebut diubah, dan
hal itu jarang terjadi. Bagi beberapa perusahaan, mencapai tingkat ROI (return
on investment) yang memuaskan merupakan tujuan penting, tetapi bagi perusahaan
lainya memperluas pangsa pasar merupakan hal yang sama pentingnya.
Kebutuhan
untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespons ancaman yang
diterima (misalnya, serangan dari pesaing, pergeseran cita rasa konsumen,
peraturan pemerintah yang baru) atau adanya kesempatan (misalnya, inovasi
teknologi, persepsi yang baru dari perilaku pelanggan, atau pengembangan
aplikasi baru dari produk yang sudah ada). Seorang CEO yang baril, terutama
yang berasal dari luar perusahaan, biasanya merasakan adanya ancaman dan
kesempatan berbeda dari yang dirasakan pendahulunya. Sehingga, perubahan dalam
strategi sering terjadi ketika ada pergantian CEO yang baru.
Perbedaan
antara Formulasi Strategi dari Pengendalian Manajemen. Perumusan strategi adalah proses
pengambilan keputusan strategi baru sedangkan pengendalian manajemen adalah
proses pengimplementasian strategi tersebut. Perbedaan yang terpenting antara
formulasi strategi dan pengendalian manajemen adalah formulasi strategi pada
dasarnya tidak tersistematis. Ancaman, kesempatan, dan gagasan baru tidak
terjadi pada jangka waktu yang tetap: sehingga keputusan stratejik mungkin
dibuat pada saat kapan pun. Lebih jauh lagi, analisis bagi usulan strategi
berbeda dengan sifat strategi. Analisis strategi meliputi penilaian, dan nilai
yang digunakan dalam proses biasanya estimasi secara kasar. Kebalikannya,
proses pengendalian manajemen meliputi serangkaian langkah yang terjadi dalam
urutan yang dapat diprediksikan menurut banyak sedikitnya waktu yang tersedia,
dan dengan estimasi yang dapat diandalkan.
c.
Pengendalian
Tugas
Pengendalian
tugas adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas merupakan
transaction-oriented-yaitu, melibatkan kinerja tugas individual menurut aturan
yang dibuat dalam proses pengendalian manajemen. Pengendalian tugas selalu
terdiri dari pengawasan agar aturan-aturan ini diikuti; sebuah fungsi yang
dalam beberapa kasus tidak selalu mem-butuhkan kehadiran sentuhan manusia.
Banyak kegiatan pengendalian tugas yang bersifat scientific; sehingga,
keputusan optimal atau tindakan yang tepat perlu diambil untuk membawa kembali
kondisi di luar kendali kepada keadaan yang diinginkan, yang diprediksi-kan
berada dalam batasan yang dapat diterima. Sebagai contoh, aturan jumlah pesanan
yang ekonomis menjelaskan jumlah dan waktu pesanan pembelian. Pengendalian
tugas adalah fokus dari ilmu manajemen dan teknik riset operasi.
Perbedaan
antara Pengendalian Tugas dan Pengendalian Manajemen. Perbedaan paling penting
antara pengendalian tugas dan pengendalian mana-jemen adalah banyak sistem
pengendalian tugas yang bersifat scientific. Secara definisi, pengendalian
manajemen meliputi perilaku para manajer, dan hal ini tidak dapat dinyatokon
melalui persamaan-persamaan. Kesalahan serius yang mungkin dibuat adalah jika
prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh ilmuwan manajemen bagi situasi
pengendalian tugas juga diterapkan pada situasi pengendalian manajemen. Dalam
pengendalian manajemen, para manajer berinteraksi dengan manajer lainnya; dalam
pengendalian tugas, manusia tidak terIibat secara kese-luruhan (sebagaimana
dalam beberapa proses produksi yang terotomatisasi), atau interaksi antara
seorang manajer dan yang bukan manajer.
d.
Dampak
Internet terhadap Pengendalian Manajemen
Internet menyediakan banyak manfaat utama yang tidak didapat
dari telepon, yaitu:
1) Akses secara mudah dan cepat
Data dapat dikirimkan dari lokasi A ke
lokasi B hanya dalam hitungan detik.
2) Komunikasi multi-target
Internet memiliki jagkauan yang sangat
luas, satu situs dapat menjangkau jutaan orang.
3) Komunikasi berbiaya rendah
Komunikasi yang digunakan antara
pegawai dan pelanggan dapat dilakukan dengan biaya yang murah dan bisa bebas
pulsa (gratis).
4) Kemampuan menampilkan citra tertentu
Tidak seperti telepon, situs web
membuat konsumen dapat melihat produk yang ditawarkan untk dijual.
5) Pergeseran kekuatan dan kendali
kepada individu
Menjadi manfaat yang paling drastis
dari situs web adalah pelanggan menjadi “raja”. Konsumen memegang kendali dan
dapat memnggunakan situs web selama 24 jam penuh pada waktu yang mereka sukai
tanpa interupsi atau terlalu dipengaruhi oleh agen penjualan maupun
telemarketers.
Dengan manfaat-manfaat tersebut internet secara drastis
telah mengubah aturan permainan dalam bisnis ke sektoor individual. Meskipun
internet telah dapat menfasilitasi kordinasi dan pengendalian melaluipemrosesan
informasi yang efisien dan efektif, internet tidak dapat menggantikan proses
fundamental yang melibatkan penegndalian manajemen. Hal ini disebabkan oleh
penerapan strategi melalui penegndalian manajemen secara esensial merupakan
sebuah proses sosial dan perilaku, sehingga tidak dapat di otomatisasikan
secara penuh.
6.
Keterbatasan
Sistem Pengendalian Manajemen
Beberapa keterbatasan yang
dapat diidentifikasikan antara lain:
a. Kurang matangnya suatu pertimbangan
Efektivitas pengendalian seringkali
dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu
keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain informasi yang
tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal maupun
eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa beberapa
keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil yang kurang efektif
dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini merupakan
keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
b. Kegagalan menterjemahkan perintah
Pengendalian telah didisain dengan
sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya pegawai
(staf) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan dalam
menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau
kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih
diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang
pimpinan.
c. Pengabaian manajemen
Suatu pengendalian manajemen dapat
berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari
tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki
pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak akan
dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan
pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen
yang mengabaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan pribadi atau
untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi
yang bersangkutan.
d. Adanya Kolusi
Kolusi adalah salah satu ancaman dari
pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah dilakukan namun jika
manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi atau
kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah
terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar