Selasa, 18 Desember 2012

CHAPTER 5 (Pengamatan Internal : Analisis Organisasi)



Pengamatan internal : Analisis Organisasi


1.      Pendekatan Berbasis Sumber Daya untuk Analisis Organisasi
Pengamatan dan analisis peluang lingkungan eksternal dan ancaman tidak cukup memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Analis juga harus melihat didalam peruasahaan sendiri untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal yang strategis- kekuatan dan kelemahan yang menentukan apakah suatu perusahaan akan dapat mengambil keuntungan dari peluang sambil menghindari ancaman. Pengamatan internal, sering disebut sebagai analisis organisasi, yang bersangkutan dengan mengidentifikasi dan mengembangkan sumber daya organisasi dan kompetensi.

2.      Inti dan Kompetensi Khusus
Kemampuan sebuah perusahaan yaitu kemampuan untuk mengeksploitasi sumber dayanya. Mereka terdiri dari proses bisnis dan rutinitas yang mengelola interaksi antara sumber daya untuk mengubah input menjadi output.
Kompetesi dinamis adalah integrasi lintas-fungsional dan koordinasi kemampuan. Misalnya, kompetensi pengembangan produk baru di salah satu divisi dari korporasi. Sebuah perusahaan harus terus mengasa kompetensi inti atau risiko yang menjadi
inti ke
lemahan. Ketika kompetensi inti yang lebih unggul daripada kompetisi lain, mereka disebut kompetensi khas.  Menurut Barney, dalam analisis VRIO bingkai kerja, mengusulkan empat pertanyaan untuk mengevaluasi perusahaan kompetensi:
a.       Nilai: Apakah mempunyai nilai dan keunggulan kompetitif?
b.      Langka: Apakah tidak ada pesaing lain yang memilikinya?
c.       Imitability: Apakah susah bagi orang lain untuk meniru?
d.      Organisasi: Apakah perusahaan diselenggarakan untuk tidak  mengeksploitasi sumber daya?

3.      Lima langkah, sumber daya berbasis pendekatan analisis strategi, yaitu:
a.       Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya perusahaan dalam hal kekuatan dan kelemahan.
b.      Menggabungkan kekuatan perusahaan dalam kemampuan spesifik dan kompetensi inti.
c.       Menilai potensi keuntungan dari kemampuan dan kompetensi dalam hal potensi mereka
untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan kemampuan untuk
menciptakan keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan mereka.
d.   Pilih strategi yang paling memanfaatkan kemampuan perusahaan dan kompetensi relatif terhadap peluang eksternal.
e.      Mengidentifikasi kesenjangan sumber daya dan berinvestasi dalam meningkatkan kemampuan.
 
4.     Analisis Nilai Tukar Perusahaan
Setiap lini produk perusahaan memiliki rantai nilai tersendiri. Karena kebanyakan perusahaan membuat produk berbeda atau jasa, analisis internal perusahaan melibatkan menganalisis serangkaian rantai nilai yang berbeda. Analisis melibatkan tiga langkah berikut:
a.       Periksa rantai nilai masing-masing lini produk dalam hal berbagai kegiatan yang terlibat dalam menghasilkan produk atau jasa: kegiatan tersebut dianggap memiliki kekuatan (inti kompetensi) atau kelemahan (kekurangan inti)?
b.      Periksa "hubungan" dalam rantai nilai setiap baris produk: Hubungan adalah koneksi
antara
salah satu nilai aktivitas (misalnya, marketing) dilakukan dan
biaya kegiatan lain (misalnya, kontrol kualitas).
c.       Memeriksa potensi sinergi di antara rantai nilai dari lini produk yang berbeda atau
unit bisnis
.

5.      Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah kumpulan keyakinan, harapan, dan nilai-nilai anggota korporasi dan ditransmisikan dari satu generasi karyawan yang lain. Budaya perusahaan umumnya mencerminkan nilai-nilai dari pendiri dan misi perusahaan.
Budaya perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam organisasi:
a.       Menyampaikan rasa identitas bagi karyawan
b.      Membantu menghasilkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
c.       Menambah stabilitas organisasi sebagai sistem sosial.
d.      Berfungsi sebagai kerangka acuan bagi karyawan untuk menggunakan untuk memahami kegiatan organisasi dan untuk digunakan sebagai panduan untuk perilaku.
Budaya perusahaan membentuk perilaku orang dalam perusahaan, sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebuah budaya yang kuat tidak hanya mempromosikan kelangsungan hidup, tetapi juga harus menciptakan dasar untuk posisi kompetitif yang unggul dengan meningkatkan motivasi kerja diperusahaan.

6.      Kurva Pengalaman
Manajemen umumnya menggunakan kurva pengalaman dalam memperkirakan biaya produksi dari:
a.       produk yang belum pernah dibuat dengan teknik dan proses tertentu.
b.      saat ini produk yang dihasilkan oleh teknik baru perlu diperkenalkan. Konsep ini pertama kali diterapkan dalam industri badan pesawat dan dapat diterapkan dalam industri jasa juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar