a.
Tentukan apa yang akan diukur.
Manajer puncak dan manajer operasional perlu menetapkan apa proses dan hasil implementasi yang akan dimonitor dan dievaluasi.
Manajer puncak dan manajer operasional perlu menetapkan apa proses dan hasil implementasi yang akan dimonitor dan dievaluasi.
b.
Tetapkan standar kinerja.
Standar digunakan untuk mengukur kinerja yang merupakan rincian tujuan-tujuan strategis.
Standar digunakan untuk mengukur kinerja yang merupakan rincian tujuan-tujuan strategis.
c.
Ukur kinerja aktual.
Pengukuran harus dibuat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengukuran harus dibuat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Bandingkan kinerja aktual dengan
standar.
Jika hasil kinerja aktual berada dalam toleransi yang telah diinginkan, proses pengukuran dihentikan.
Jika hasil kinerja aktual berada dalam toleransi yang telah diinginkan, proses pengukuran dihentikan.
e.
Ambil tindakan korektif.
Jika hasil aktual berada di luar toleransi yang diinginkan, tindakan harus diambil untuk mengoreksi deviasi.
Jika hasil aktual berada di luar toleransi yang diinginkan, tindakan harus diambil untuk mengoreksi deviasi.
2.
PENGUKURAN
KINERJA
Hal
yang berkaitan dengan pengukuran kinerja adalah:
a.
Ketepatan Ukuran
Beberapa alat ukur seperti return on
investment (ROI) dan earning per share (EPS) merupakan alat ukur
yang tepat untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan atau divisi dalam mencapai
tujuan profitabilitas. Namun jenis ukuran ini tidak tepat untuk mengukur tujuan
tambahan perusahaan seperti tanggung jawab sosial atau pengembangan karyawan.
b.
Tipe Pengendalian
Pengendalian dapat dijadikan sebagai alat untuk
fokus pada:
1)
Output controls, yaitu
apa yang harus diselesaikan dengan fokus pada hasil akhir dari perilaku melalui
penggunaan target tujuan dan kinerja.
2)
Behavior controls, yaitu
bagaimana sesuatu dilakukan melalui kebijakan, aturan, SOP, dan perintah dari
atasan.
3)
Input controls, menekankan
pada sumber daya seperti pengetahuan, keterampilan, keahlian, kemampuan, nilai
dan motivasi karyawan.
c.
Activity-Based
Costing
Metode ABC membebankan biaya lebih
akurat dari pada metode tradisional sebab metode ini mengalokasikan biaya
overhead jauh lebih presisi, yaitu berdasarkan aktivitas yang menyerap biaya,
bukan berdasarkan taksiran seperti pada akuntansi biaya tradisional.
d.
Ukuran Utama Kinerja Perusahaan
1) Ukuran Keuangan Tradisional (Traditional
Financial Measures)
Alat
yang paling umum digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan secara tradisional
adalah:
Ø Tingkat
pengembalian investasi (return on investment-ROI)
Ø Laba per lembar saham (earning per share-EPS)
Ø Tingkat pengembalian ekuitas (return on
equity-ROE)
Ø Arus kas operasi (operating cash flow)
2)
Ukuran
Pemangku Kepentingan (Stakeholder Measures)
setiap
stakeholder mempunyai kriteria tersendiri dalam menentukan seberapa baik
kinerja perusahaan. Kriteria ini berkaitan dengan dampak langsung dan tidak
langsung aktivitas perusahaan terhadap kepentingan stakeholder.
3)
Nilai Pemegang
Saham (Shareholder Value)
Nilai
pemegang saham (shareholder value) dapat didefinisikan sebagai nilai
sekarang atas arus kas di masa depan dari kegiatan bisnis ditambah nilai
perusahaan jika dilikuidasi. Ada dua jenis ukuran nilai pemegang saham :
Ø Economic
Value Added (EVA) mengukur perbedaan antara nilai
sebelum strategi dengan nilai setelah strategi bagi suatu bisnis.
Ø Market
value added (MVA) adalah selisih antara nilai pasar
perusahaan dan kontribusi modal oleh pemegang saham dan kreditor.
4)
Pendekatan Balanced
Scorecard (Balanced Scorecard Approach)
Balanced
scorecard mengombinasikan ukuran keuangan yang menjelaskan
hasil dari tindakan yang telah diambil dengan ukuran operasional atas kepuasan
pelanggan, proses internal, dan aktivitas inovasi dan perbaikan perusahaan –
pengendali kinerja keuangan di masa yang akan datang.
5)
Evaluasi
Manajemen Puncak
Manajemen
puncak biasanya dievaluasi dalam hal kemampuannya untuk menetapkan arah
strategis, membangun tim manajemen, dan menyediakan kepemimpinan yang merupakan
hal-hal yang penting dalam jangka panjang dibandingkan sekedar ukuran
kuantitatif. Beberapa cara untuk mengevaluasi kinerja manajerial antara lain
melalui:
Ø Feedback
Instrument
Ø Management
Audit
Ø Strategic
Audit.
6)
Ukuran Kinerja
Divisi dan Fungsi
Ada
dua cara yang umum dilakukan untuk mengukur kinerja divisi dan fungsi yaitu:
Ø Responsibility
Centers (standard cost centers, revenue centers, expense
centers, profit centers, investment centers)
Ø Benchmarking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar